Desa Sukorahayu Penghasil Ikan Air Tawar Dan Udang Air Payau Di Lampung Timur

Lampung Timur — Mediagerbangnusa.com. Desa Sukorahayu kecamatan labuhan maringgai kabupaten lampung timur canangkan seratus kolam budidaya ikan air tawar dan udang air payau, bekerjasama dengan warga selaku pemilik lahan. minggu 27/05

Menurut Khasbullah selaku kepala desa sukorahayu, masyarakat nya berpenghasilan didarat dan di laut yang dikenal oleh masyarakat setempat dengan istilah musim barat dan musim timur, jika musim barat maka masyarakat nya pergi kelaut untuk mencari ikan , dan jika musim timur maka masyarakatnya akan mencari penghasilan di daratan dengan mengayak (menyaring) tanah bercampur pasir hasil galian kolam ditanah mereka sendiri , yang mana kolam tersebut saat ini telah di isi ikan dan udang air payaw. melihat masyarakat desa nya saat ini bergantung pada musim tersebut, untuk itu pihaknya mencari cara agar masyarakat nya dengan menghadapi dua musim tersebut dapat menghidupi keluarga.

” Beberapa waktu lalu, desa kami di identik kan dengan penambangan pasir, yang sebenarnya adalah galian tanah yang akan dibuatkan kolam ikan dan tambak udang oleh masyararakat di dusun dua dan dusun tiga. dari pada tanah pasir tersebut tidak terpakai, maka inisiatif warga untuk mengolahnya agar dapat nilai ekonomisnya, itu pun melalui empat tahapan penyaringan sehingga tanah pasir tersebut dapat dijual. ” kata Khasbullah

khasbullah menjelaskan jika saat ini masyarakat nya akan diajak bekerjasama dengan desa guna pengembangan kolam ikan air tawar dan udang air payaw, yang dana nya diambil dari dana desa peruntukan bumdes. yang diharapkan akan lebih menungkatkan sumber daya masyarakatnya lebih baik.

” saya sangat berharap selain dari dana bumdes, ada bantuan dari pemkab lamtim khususnya dari dinas peternakan, perikanan dan kelautan ,karena melihat dari sektor ekonomi kerakyatan nya sangat baik dan bisa menjadi desa pemasok ikan air tawar dan udang air payau dilampung timur. ” ungkap khasbullah

ia pun menambahkan selain kolam air tawar dan udang air payaw, pihak desa telah menanam pohon ekalitus yang menjadi bahan pembuatan minyak kayu putih.

” kita sudah tanam pohon ekalitus bantuan dari kementrian kehutanan beberapa waktu lalu, saat ini sudah kami tanam untuk pembibitan, dan nantinya akan kami tanam di pinggir pinggir kolam , sehingga tanah dikolam dapat kokoh oleh akar nya dan yang pasti pemanfaatan lahan , jadi nanti bukan hanya satu penghasilan saja yang warga dapatkan, melainkan banyak sumber pengahasilan nya.

Dilain pihak saat ditemui dilokasi , Edwar salah satu warga desa sukorahayu dusun dua mengatakan jika hasil galian yang akan mereka jadikan kolam ikan, yang bermateial tanah berpasir itu di olah dengan maksud hasil nya akan digunakan untuk mendanai kolam yang mereka gali.

” Kami disini mengolah limbah galian kolam ditanah kami sendiri, tanah berpasir itu kami pisahkan dengan cara mengayak nya secara manual, dalam satu ton isi nya 20 karung abu pasir itu kami menjualnya sebesar Rp.40.000 itu pun kotor, belum dipotong harga karung Rp.1000/ satu karung dan upah warga Rp.10.000/ton , jadi hasil kami dalam satu tonase hanya sebesar Rp.10.000 , sebenarnya sangat tidak berimbang dengan tahapan pengolahan nya, tapi dari pada tanah berpasir hasil galian kolam tersebut terbengkalai maka kami olah , setelah habis maka kolam kami pun akan nampak tertata rapih.” kata edwar

dilain pihak saat ditemui dilokasi yang berbeda, warga dusun tiga salah satu pekerja ditambak udang air payaw sangat berterimakasih sekali dengan dipekerjakan dirinya karena dapat mencukupi kebutuhan keluarganya.

” dengan adanya tambak udang panami (udang air payaw) milik pak basir ini saya sangat bersukur dapat menghidupkan keluarga dan saya berterimakasih sekali. ” kata sukarmin penjaga tambak udang tersebut.(ali unus)

Editor : wz

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *